Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang
sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh
dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah barat laut sejauh 175 km,
melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas. Pada bidang tanah ini
terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan
bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja,
bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan.
Di dalam kompleks keraton terdapat tiga buah bangunan. Di sebelah kiri
bangunan utama terdapat bangunan yang berukuran 5 x 26 meter. Pada masa lampau
bangunan ini berfungsi sebagai dapur dan tempat para juru masak keraton. Di
sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang ukurannya sama seperti
bangunan dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan pembantunya
bekerja. Dari bangunan tempat Sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan
dengan koridor beratap dengan ukuran panjang 5,90 meter dan lebar 1,50 meter.
Di bagian dalam bangunan tempat Sultan dan pembantunya bekerja, tersimpan
beberapa benda pusaka kesultanan, di antaranya singgasana kesultanan, pedang
pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang merupakan lambang
kesultanan, dan meriam lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah hingga
sekarang masih dianggap barang keramat dan sering diziarahi penduduk.
Masing-masing meriam yang berukuran kesil ini mempunyai nama, yaitu Raden Mas,
Raden Samber, Ratu Kilat, Ratu Pajajaran, Ratu Putri, Raden Pajang, dan
Panglima Guntur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar