Candi Borobudur memiliki punden tangga struktur dasar, dengan enam meter
persegi, tiga halaman melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain
itu tersebar di semua pelatarannya beberapa pengadilan stupa.Sepuluh
diselenggarakan jelas menggambarkan sekolah Borobudur Mahayana filsafat.
Seperti sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva
yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha. Bagian kaki
Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama
atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang
diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup
struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga.
Sebagian kecil struktur tambahan disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini. Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli disebut Rupadhatu. Lantai berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang telah mampu membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkat ini merupakan sifat yang, antara alam dan ke atas bawah alam. Pada bagian ini Rupadhatu patung Buddha ditemukan di relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Mulai kelima untuk lantai tujuh dinding tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah melingkar. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana orang bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung Buddha ditempatkan di dalam stupa ditutupi dengan lubang seperti dalam kandang. Dari luar patung-patung itu masih redup. Level tertinggi yang menggambarkan ketiadaan diwakili dalam bentuk stupa terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang. Di stupa terbesar yang pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau belum selesai juga dikenal sebagai Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, tetapi melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada patung, stupa utama yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dulu . sesuai dengan keyakinan bahwa patung itu tidak salah dalam proses manufaktur tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, namun sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar